Put Your License Code Here!

Tags

Featured Post

نموذج الاتصال

Ticker

6/recent/ticker-posts

Slider

5/random/slider

Categories

Advertisement

Space Iklan Kosong (Hubungi Kami)

Tags

There are many variations of passages of Lorem Ipsum available.

Popular Posts

iklan banner
BLANTERVIO103

PENGENALAN POWER THRESHER (PENGERTIAN, JENIS, KEGUNAAN, CARA KERJA, PERAWATAN)

PENGENALAN POWER THRESHER (PENGERTIAN, JENIS, KEGUNAAN, CARA KERJA, PERAWATAN)
الجمعة، 31 مارس 2023

 

Menjelaskan Kegiatan Perontok Padi Tradisional dan Menggunakan Mesin.

  Pada zaman dahulu, para petani masih setia menggunakan alat perontok yang dikenal sebagai Gebotan. Gebotan ini berupa rak perontok yang terbuat dari bambu atau kayu dengan 4 kaki berdiri diatas tanah.

  Berikut ini cara penggunakan gebotan dalam proses perontokan padi secara tradisional:

1. Siapkan peralatan untuk memanen padi seperti sabit, terpal dan alat perontok padi.

2. Langkah pertama, potong batang padi dengan menggunakan alat sabit. Langkahnya, genggam satu rumpun batang padi dan potong tepat di dekat batang bagian bawah. Setelah itu, tumpuk ke dalam tumpukan kecil. Berhati-hatilah ketika sedang memotong batang padi.

3. Setelah semua batang terpotong, kumpulkan tumpukan-tumpukan kecil ini ke dekat terpal yang sudah digelar. Siapkan alat perontok tradisional, dan mulailah merontok padi.

4. Merontok padi dapat dilakukan dengan cara memegang segengam batang padi. Kemudian pegang batang bagian bawah dan pukul-pukulkan padi ke alat perontok sampai padi rontok. Bagi pemula, jangan menggulung batang padi terlalu besar, karena hasil tidak akan maksimal. Kelemahan dengan cara merontokan padi seperti ini cukup menguras tenaga.

5. Terakhir, setelah semua selesai dirontokan. Bersihkan padi dari daun-daun padi yang ikut rontok ikut kotoran lainya. Kemudian jemur padi sampai kering dan padi siap digiling atau disiapkan.

  Namun kini untuk mempermudah perontokkan padi, petani mulai dikenalkan dengan sebuah mesin thresher. Pada mulanya petani dikenalkan dengan sebuah alat yang disebut ‘Pedal Thresher’. Alat ini merupakan alat perontok padi dengan bentuk konstruksi yang sederhana dan digerakan menggunakan tenaga manusia. Kelebihan alat ini dengan gebotan adalah mampu menghemat tenaga dan waktu serta pengoperasiannya cukup mudah. Alat ini mampu mengurangi kehilangan hasil dengan kapasitas kerja 75-100 kg/jam dan hanya dioperasikan oleh satu orang.

  Kemudian pedal thresher berkembang menjadi power thresher. Alat ini merupakan mesin perontok yang menggunakan sumber tenaga penggerak mesin. Kelebihan mesin perontok ini dibandingkan alat perontok lainnya adalah kapasitas kerjanya yang lebih besar dan efisiensi kerja yang lebih tinggi. Perkembangan alat perontok padi ini dibuat bukan hanya sekedar terfokus pada efisiensi waktu dan tenaga, tetapi yang paling penting ialah pengaruh mesin-mesin ini terhadap kehilangan hasil. Penggunaan mesin ini menghasilkan gabah rontok sebesar 99%. Kapasitas mesin perontok sangat bervariasi antara 523 sampai dengan 1.125 kg/jam, bergantung pada spesifikasi atau pabrik pembuat mesin ini. Penggunaan mesin perontok pada 400-450 rpm menyebabkan kehilangan hasil 3,10-4 20% dan kapasitasnya rendah. Pengoperasian mesin perontok pada 600 rpm, kapasitas kerjanya mencapai 631,9 - 1079,5 kg/jam dengan kehilangan hasil berkisar antara 4,3-4,6%. Kehilangan hasil tersebut bukan karena proses perontokan, tetapi juga bisa disebabkan oleh gabah rontok saat pemotongan dan malai tercecer pada saat pengumpulan padi.

  Mesin perontok Power Threser ini ternyata memang mampu menekan angka kehilangan hasil. Kelemahan mesin ini yaitu biaya modal awal yang besar karena harga mesin ini bisa berkisar 12 juta rupiah tergantung pada pasaran juga biaya perawatan yang cukup besar bila dibandingkan dengan gebotan yang bisa dibuat manual dengan bahan pembuatan yang teramat sederhana yaitu bambu.

Pengertian Power Thresher.

  Power Thresher adalah suatu mesin yang digunakan untuk merontokan padi atau gabah pada batangnya setelah proses panen. Jenis mesin ini banyak dipakai dalam industri pertanian menengah hingga skala besar. Bahkan sudah ada jenis mesin mini yang praktis karena dari segi ukuran dan desain tidak memakan banyak ruang. Sistem kerjanya juga sangat cepat dan selalu menghasilkan rontokan gabah dengan hasil maksimal. Adapun Keuntungan dalam penggunaan power thresher adalah sebagai berikut:

1.      Hasil rontokan padi atau gabah yang lebih cepat dan sempurna. Apalagi jika memanen hasil pertanian dari lahan yang cukup luas. Jika melakukan penggilingan secara tradisional atau manual hanya akan menyita banyak waktu.

2.      Hasil perontokan gabah yang sempurna karena terbukti mulus dan efisien serta meningkatkan hasil panen.

3.      Mudah dioperasikan dan karena inilah akan mempersingkat waktu paska panen dengan menggunakan alat perontokan padi ini.

  Dalam usaha tani padi, thresher merupakan alat yang digunakan untuk merontokkan padi menjadi gabah. Alat ini merupakan alat bantu bagi para petani untuk memisahkan gabah dengan jeraminya, sehingga penggunaan thresher menjadi satu kesatuan dengan tenaga kerja panen. Terdapat dua jenis thresher berdasarkan alat penggeraknya yaitu secara manual dengan menggunakan pedal (pedal thresher) dan digerakkan dengan mesin (power threser). Mesin perontok padi dikenal juga dengan power thresher adalah jenis mesin perontok padi atau gabah yang telah terbukti handal dan sangat cocok dengan berbagai jenis lahan persawahan di Indonesia. Mesin perontok jenis ini telah banyak digunakan oleh para petani karena keunggulannya yang praktis dan mudah dipindahkan dari lahan satu ke lahan lainnya. Power thresher biasanya digerakkan dengan mesin bertenaga diesel.

Macam – Macam Power Thresher.

  Berikut ini adalah beberapa jenis power thresher yang digunakan dalam proses perontokan padi, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pedal Thresher dan Pedal Thresher Lipat

Thresher jenis pedal ini memiliki bentuk konstruksi yang sederhana, alat ini dapat dibuat sendiri oleh para petani, dan cukup dioperasikan oleh satu orang. Pada umumnya alat ini hanya dipakai untuk merontok padi. Thresher jenis pedal ini tidak dikatagorikan sebagai mesin karena tidak menggunakan sumber tenaga penggerak mesin. Pedal Thresher Lipat mempunyai prinsip kerja yaitu dengan pedal thresher stationer, yang berbeda hanya pada komponen kerangka yang dapat dilipat sehingga mudah dibawa ke sawah. Pedal thresher diciptakan pada tahun 1984, alat ini dibuat dengan tujuan untuk mengatasi besarnya susut tercecer akibat perontokan padi menggunakan cara gebotan, kemampuan kerjanya dapat mencapai 120 kg/jam hanya dengan satu orang operator. Bentuknya sederhana, bahan – bahannya terdiri dari pipa, kayu, kawat, dan plastik, serta alat ini dapat bebas difabrikasi menggunakan bahan bekas atau bahan baru, dengan memanfaatkan gir roda belakang sepeda beserta rantainya yang bersifat “Free Wheel”, sekali pedal ditekan, drum perontok akan terus berputar karena dilengkapi dengan pemberat “eksentrik”. Mekanisme kerangkanya mirip dengan kursi lipat, sedangkan mekanisme pedalnya mirip dengan pedal pada mesin jahit (tipe kaki).

2. Thresher dengan tipe drum (silinder) tertutup

Thresher jenis ini dirancang dengan bentuk konstruksi yang sederhana dan terbuat dari bahan logam besi yang ringan sehingga mudah dibawa ke sawah oleh dua orang. Pada umumnya mesin ini menggunakan sumber tenaga penggerak mesin bensin 5 HP. Thresher jenis ini hanya cocok untuk merontok padi. Konstruksi dari drum (silinder) tipe tertutup dimaksudkan bahwa dalam pengoperasiannya jika jerami dipotong pendek, maka cara pengumpanannya boleh secara masuk penuh (Throw in), sedangkan apabila jerami dipotong panjang perontokan dilakukan secara ditahan (Hold on) yakni jerami tetap dipegang di tangan saat perontokan, sehingga jerami sisa menjadi utuh dan dapat disusun secara rapi untuk dimanfaatkan untuk keperluan lain. Kapasitas kerja thresher jenis ini 500 kg/ jam dan dioperasikan oleh 2 sampai 3 operator. Kelemahannya yaitu kualitas hasil perontokkannya masih sangat kotor sehingga perlu dibersihkan lebih lanjut.

3. Thresher dengan tipe drum (silinder) terbuka

Merupakan suatu pengembangan modifikasi dari thresher tipe drum tertutup sehingga mampu dipakai untuk merontok komoditas padi dan kedelai, dan mesin ini telah dilengkapi dengan pengayak sehingga biji-bijian yang dihasilkan relatif bersih. Kapasitas kerja thresher jenis ini hampir sama dengan thresher tipe drum tertutup akan tetapi hasil kualitas biji-bijian jauh lebih bersih. Pada umumnya sumber tenaga penggerak yang dipergunakan adalah mesin diesel atau mesin bensin 7 HP. Bobot mesin secara keseluruhan hampir dua kali lipat dibanding dengan thresher dengan tipe drum tertutup.

4. Thresher dengan tipe drum (silinder) terbuka yang telah dimodifikasi

Merupakan hasil modifikasi dengan menyempurnakan bagian-bagian komponen yang dianggap sebagai kelemahan yang terdapat pada thresher tipe drum terbuka, modifikasi yang dilakukan adalah dengan penambahan roda transportasi, peningkatan kapasitas kerja dan effisiensi kerja, lalu perubahan dan penyederhanaan mekanisme gerak pengayak, dan perampingan konstruksi sehingga praktis untuk dibawa kemana – mana.  Jenis tipe Thresher seperti ini yang selanjutnya berkembang dan beredar di pasar Indonesia dengan modifikasi yang berbeda-beda tergantung kepada merek dan model yang dikembangkan oleh masing-masing fabrikannya. Thresher tipe ini akan mampu dipakai untuk merontok tongkolan jagung, baik yang berkelobot ataupun tidak berkelobot, dengan sedikit modifikasi berupa menambahkan plat penyekat yang berlobang dibagian sebelah atasnya (selebar tongkol jagung) diantara ruang di drum perontok dan ruang pelempar jerami, lalu mengganti gigi perontok dengan diameter gigi yang lebih besar (12 mm) dan memperlebar jarak antar gigi, dan mengganti dua puli sumber pemutar perputaran drum hingga mencapai rpm tertentu.

5. Thresher mobil tipe aksial

Thresher tipe aksial ini memiliki kapasitas kerja yang sangat besar yaitu 800 sampai 1000 kg/jam dengan bobot keseluruhan mesin adalah 465 kg. Keunggulan dari thresher ini antara lain sangat mobile, dapat ditarik oleh, traktor, truk atau hewan , lalu mempunyai kapasitas kerja yang cukup besar hingga 1 ton per jam, kemudian sumber daya penggerak mesin 10 HP, lalu kebutuhan tenaga operator 3 sampai 4 orang untuk mengumpan, merontok, dan pengepakan, lalu mudah dioperasikan, kemudian hasil perontokan sudah bersih, dan yang terakhir susut tercecer yang sedikit. Mekanisme kerja perontokan semakin sempurna dengan mengubah proses gerak bahan yang dirontok dapat mengalir secara aksial akibat hembusan angin saat drum (silinder) perontok berputar, sehingga tidak terjadi over loaded atau aliran balik bahan yang dirontok. Hal tersebut dimungkinkan karena ukuran dan panjang drum (silinder) perontok cukup lebar dan besar relatif terhadap bahan jerami yang akan dirontok. Dua pengayak yang bergerak berlawanan arah dan dibantu dengan kipas hembus (satu poros, sayap kembar) dibagian sisi-sisinya, akan menghasilkan biji – bijian yang cukup bersih yang langsung dapat dimasukkan kedalam karung melalui pintu pengeluaran (poros berulir). Bagaimanapun besar nilai kapasitas kerja akan sangat tergantung dengan kecepatan (kontinyuitas) pengumpanan bahan oleh operator. Sehingga sebelum mengoperasikan mesin thresher jenis ini, bahan harus sudah siap disusun atau ditumpuk sedemikan rupa hingga kontinyuitas perontokan tidak akan terganggu. Hal ini tidak merupakan kesulitan karena thresher jenis ini sangat mobile dan mudah mendatangi tumpukan bahan yang menunggu untuk dirontok dipinggir sawah.

6. Thresher modifikasi untuk varietas padi ulet Padi VUTB (Varietas Unggul Temuan Baru)

Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) yang populer dipakai oleh para petani untuk merontok padi adalah Gebot (manual) dan Thresher (mekanis). Merontok dengan menggunakan Gebot (manual) untuk VUTB harus dilakukan berulang-ulang sehingga cukup melelahkan (hasil jajak pendapat dengan petani) sehaingga banyak yang kurang berminat menanam jenis varietas ini, demikian pula merontok padi VUTB menggunakan mesin Thresher pada umumnya mengalami penurunan Threshing rate dibanding merontok padi varietas unggul sebelumnya, sehingga kapasitas kerja mesin perontok menurun sehingga dibutuhkan modifikasi pada komponen mesin perontok. Menyadari akan permasalahan hal tersebut di atas,maka dilakukan modifikasi pada beberapa komponen dan sistem.

Pada tahap awal, modifikasi dilakukan di bagian silinder perontok. Terdapat 4 jenis mekanisme gerak pada thresher yaitu threshing (serut), hammering (pukul), impact (tabrakan), kombinasi dua atau lebih mekanisme gerak akibat kerja dinamis faktor sentrifugal. Unjuk kerja mesin perontok padi (kapasitas dan efisiensi kerja) tidak hanya tergantung pada mekanisme dan kondisi pengoperasian serta dari komponen-komponen penyusunnya seperti unit drum thresher, ayakan, tetapi juga pada kondisi fisik padi yang dipanen. Salah satu sifat fisik yang memegang peran penting tersebut adalah perilaku perontokan padi (Shattering habit).

Komponen dan Fungsi Power Thresher.

Adapun komponen – komponen dari power thresher beserta fungsinya adalah sebagai berikut:

a. Kerangka utama yang terbuat dari besi siku, dengan ukuran 40 mm x 40 mm x 4 mm dan plat lembaran baja lunak dengan tebal 1 - 3 mm, merupakan kedudukan komponen lainnya.

b. Silinder perontok terbuat dari besi strip dengan diameter berjajar berkeliling membentuk silinder dengan diameter 30 - 40 cm dan lebar 40 - 60 cm. Kemudian di sisi kiri dan kanan ditutup dengan lembaran bulat dengan tebal 2 - 3 mm. Pada besi strip yang melintang tersebut terpasang gigi perontok yang terbuat dati besi as baja 10 mm, dan panjang 50 - 60 mm yang diperkuat dengan mur. Jumlah gigi perontok 30 -  88 buah. Diameter poros perontok 25 mm, pada kedua ujung poros diberi bantalan ball bearing yang posisinya duduk pada kerangka utama. Fungsinya sebagai tempat peronntokkan.

c. Dalam ruang silinder terdapat sirip pembawa, saringan perontok dan pelat pendorong jerami. Sirip pembawa terletak di bagian atas silinder perontok, umumnya terletak menempel pada tutup atas perontok. Sirip ini mengarah ke pintu pengeluaran jerami di belakang mesin perontok. Terbuat dari plat lembaran dengan dengan tebal 1 - 2 mm. Jaringan perontok terletak di sebelah bawah silinder perontok, terbuat dari kawat baja atau besi baja 0,6 - 8 mm yang tersusun berjajar, membentuk setengah lingkaran, jarak antar besi baja adalah 18 - 20 mm dan jarak antara ujung gigi perontok dan jaringan minimal 15 mm. Pelat pendorong jerami terpasang pada silinder perontok yang tak terpasang gigi perontok. Bagian ini terbuat dari besi plat tebal 2 -3 mm denngan ukuran 15 -15 mm

d. Ayakan terletak di sebelah bawah saringan perontok, ukuran ayakan adalah 45 mm x 390 mm, terbuat dari plat lembaran dengan tebal 1,5 - 2 mm. Ayakan terdiri dari 2 tingkat. Bagian atas berlubang-lubang dengan ukuran 13 mm x 13 mm dan bagian bawah rata. Ayakan ini bergerak maju mundur dan naik turun melalui sitem as nocken. Fungsinya untuk memisahkan antara gabah dengan dengan sampah atau benda asing yang ikut masuk.

e. Kipas angin terbuat dari plastik dengan jumlah daun kipas 5 -7 buah. Untuk menghembuskan benda asing atau sampah yang ikut termasuk atau gabah yang cacat.

f. Unit transmisi tenaga, melalui puller dan V-belt dari motor penggerak silinder perontok, kipas angin dan gerakan ayakan type V-belt yang digunakan adalah tipe B. Putaran silinder perontok untuk merontokan padi adalah 500 -600 RPM. Fungsinya sebagai tenaga penggerak agar mesin dapat bekerja.

Cara Pengoperasian Power Thresher.

  Adapun prosedur yang harus dilakukan sebelum menggunakan thresher adalah sebagai berikut:

A. Letakkan mesin di tempat yang rata, dekat dengan tumpukan hasil yang akan dirontok, bila perlu letakkan alas atau lembaran kanvas atau plastik atau semacamnya (bersih & tidak beraroma) dibawah mesin, untuk mengurangi susut karena tercecer.

B. Letakkan dan posisikan mesin sedemikian rupa sehingga kotoran akan keluar searah dengan arah angin.

C. Untuk mengurangi susut tercecer posisikan mesin menghadap dinding, atau buatlah dinding buatan berupa lembaran plastik didepan mesin sedemikan rupa sehingga butiran bijian yang terlempar dapat terkumpul.

D. Bukalah penutup mesin dan periksalah bagian drum, gigi perontok, konkaf, bersihkan bagian dalam mesin dari kotoran dan benda asing yang sekiranya akan mengganggu dan merusak mesin dan juga berbahaya bagi operator. Putarlah drum perontok dengan tangan sehingga yakin tidak ada yang lepas atau bersentuhan ataupun bergesekan.

E. Periksalah ketegangan dan garis lini sabuk puli, bila sabuk tidak dalam satu garis lini dan ketegangan tidak tepat maka sabuk puli akan cepat rusak sebelum waktunya. Untuk permukaan puli yang kasar sebaiknya diamplas dan bila puli retak, sebaiknya segera diganti.

F. Lumasilah semua bantalan dengan minyak pelumas atau pasta pelumas, Periksa juga secara menyeluruh terhadap kemungkinan adanya mur, baut yang kendor. Periksalah mesin apakah sudah cukup oli dan bahan bakarnya.

Cara pengoperasian power thresher adalah sebagai berikut:

1) Start motor, biarkan sebentar tanpa muatan. Periksalah posisi unit keseluruhan mesin, jangan sampai bergerak ataupun bergeser akibat getaran, atau berpindah tempat.

2) Masukkan sedikit bahan untuk memeriksa kemampuan, kemudian tambah kecepatan putar (rpm) drum perontok bila ternyata masih ada biji-bijian yang belum terontok.

3) Setelah kemampuan mesin siap dioperasikan penuh, masukkan bahan yang akan dirontok ke pintu pemasukkan secara teratur sebanyak mungkin tanpa menimbulkan overload. Tumpuklah bahan di meja pemasukan seefektif mungkin dua sampai tiga orang diperlukan untuk melayani mesin ini.

4) Kurangi pemasukkan bahan bila terasa akan terjadi overloading, terutama untuk bahan yang masih belum kering. Apabila mesin macet atau slip karena overloading, matikan mesin dan bukalah tutup mesin dan bersihkan bagian dalamnya.

5) Apabila dirasakan posisi meja pengumpan terlalu tinggi, pergunakan alat bantu meja atau kursi untuk tempat berdiri operator pengumpan, atau rendahkan posisi dudukan mesin perontok.

6) Untuk mencegah jangan sampai ada benda asing (batu, kayu, logam, mur, baut, kawat, dsb) yang dapat terikut masuk kedalam mesin, dianjurkan agar seluruh bahan yang akan dirontok, ditumpuk didekat samping mesin, dan sudah aman dari kontaminasi benda asing.

Faktor yang Mempengaruhi Cara Kerja Power Thresher.

  Beberapa faktor yang mempengaruhi kapasitas dan kinerja dari kegiatan perontokan padi diantaranya yaitu varietas padi, sistem pemanenan, mekanisme perontokan, penundaan perontokan serta faktor kehilangan hasil. Perubahan dalam sistem perontokan padi yang secara garis besar terbagi kedalam manual dengan gebot, pedal threser serta penggunaan mesin power threser. Dalam kegiatan perontokan, faktor pengelompokkan sistem panen sangat mempengaruhi kegiatan perontokan. Ketepatan dalam mekanisme serta sistem perontokan secara langsung akan mempengaruhi dari segi kualitas serta kuantitas gabah serta beras dihasilkan, sehingga dalam pelaksanaannya perlu dipertimbangkan faktor-faktor sebagaimana tertera diatas yang berguna untuk pengoptimalan kinerja pada perontokan padi.

SNI dan Perawatan Power Thresher.

Adapun cara perawatan dari power thresher adalah sebagai beriktu:

1.      Minyak Pelumas setiap 600 Jam pemakaian harus diganti

2.      Saringan Udara setiap 100 Jam pemakaian harus dibersihkan

3.      Karburator setiap 100 Jam pemakaian harus diservis

4.      Busi setiap 100 Jam pemakaian harus dibersihkan

  Untuk Perawatan harian diantaranya adalah pemeriksaan silinder perontok, bila terdapat kotoran atau benda asing harus dibersihkan, pemeriksaan kecukupan oli dan kualitasnya, sistem saluran bahan bakar apakah ada kebocoran atau kotoran yang menyumbat, sistem kelistrikan (pengapian), kekencangan tali V-belt (Jika sudah kendur kencangkan kembali atau ganti bila tidak memungkinkan atau mengalami kerusakan), periksa kemungkinan baut-baut yang longgar, tali starter dan tekanan angin pada ban.

  Untuk Perawatan Umum diantaranya adalah sebagai berikut setelah mesin ini digunakan, mesin dibersihkan dari sisa-sisa jerami ataupun sisa ampas jagung dan kedelai, setelah itu, bersihkan dengan dengan kain lap atau dengan air, terutama dibagian dalam mesin tersebut, setelah itu, mesin disimpan di tempat yang kering dan bersih agar tetap tahan lama dan terhindar dari korosi.

  Adapun SNI dari mesin power thresher diantaranya adalah SNI 7429:2008 yang memuat tentang pengujian terhadap mesin perontok padi Power Thresher.

Share This Article :

TAMBAHKAN KOMENTAR

6641157226081122506

Start typing and press Enter to search