PENGENALAN POWER THRESHER (PENGERTIAN, JENIS, KEGUNAAN, CARA KERJA, PERAWATAN)
Menjelaskan Kegiatan Perontok Padi Tradisional dan Menggunakan Mesin.
Pada zaman
dahulu, para petani masih setia menggunakan alat perontok yang dikenal
sebagai Gebotan. Gebotan ini berupa rak perontok yang terbuat
dari bambu atau kayu dengan 4 kaki berdiri diatas tanah.
Berikut ini
cara penggunakan gebotan dalam proses perontokan padi secara tradisional:
1.
Siapkan peralatan untuk memanen padi seperti sabit, terpal dan alat perontok
padi.
2.
Langkah pertama, potong batang padi dengan menggunakan alat sabit. Langkahnya,
genggam satu rumpun batang padi dan potong tepat di dekat batang bagian
bawah. Setelah itu, tumpuk ke dalam tumpukan kecil. Berhati-hatilah
ketika sedang memotong batang padi.
3.
Setelah semua batang terpotong, kumpulkan tumpukan-tumpukan kecil ini ke dekat
terpal yang sudah digelar. Siapkan alat perontok tradisional, dan mulailah
merontok padi.
4.
Merontok padi dapat dilakukan dengan cara memegang segengam batang padi.
Kemudian pegang batang bagian bawah dan pukul-pukulkan padi ke alat perontok
sampai padi rontok. Bagi pemula, jangan menggulung batang padi terlalu
besar, karena hasil tidak akan maksimal. Kelemahan dengan cara merontokan
padi seperti ini cukup menguras tenaga.
5.
Terakhir, setelah semua selesai dirontokan. Bersihkan padi dari daun-daun
padi yang ikut rontok ikut kotoran lainya. Kemudian jemur padi sampai
kering dan padi siap digiling atau disiapkan.
Namun kini
untuk mempermudah perontokkan padi, petani mulai dikenalkan dengan sebuah
mesin thresher. Pada mulanya
petani dikenalkan dengan sebuah alat yang disebut ‘Pedal Thresher’.
Alat ini merupakan alat perontok padi dengan bentuk konstruksi yang sederhana
dan digerakan menggunakan tenaga manusia. Kelebihan alat ini dengan gebotan
adalah mampu menghemat tenaga dan waktu serta pengoperasiannya cukup mudah.
Alat ini mampu mengurangi kehilangan hasil dengan kapasitas kerja 75-100 kg/jam
dan hanya dioperasikan oleh satu orang.
Kemudian pedal thresher berkembang menjadi power
thresher. Alat ini merupakan mesin
perontok yang menggunakan sumber tenaga penggerak mesin. Kelebihan mesin
perontok ini dibandingkan alat perontok lainnya adalah kapasitas kerjanya yang
lebih besar dan efisiensi kerja yang lebih tinggi. Perkembangan alat perontok
padi ini dibuat bukan hanya sekedar terfokus pada efisiensi waktu dan tenaga,
tetapi yang paling penting ialah pengaruh mesin-mesin ini terhadap kehilangan
hasil. Penggunaan mesin ini menghasilkan gabah rontok sebesar 99%. Kapasitas
mesin perontok sangat bervariasi antara 523 sampai dengan 1.125 kg/jam, bergantung
pada spesifikasi atau pabrik pembuat mesin ini. Penggunaan mesin perontok pada
400-450 rpm menyebabkan kehilangan hasil 3,10-4 20% dan kapasitasnya rendah.
Pengoperasian mesin perontok pada 600 rpm, kapasitas kerjanya mencapai 631,9 -
1079,5 kg/jam dengan kehilangan hasil berkisar antara 4,3-4,6%. Kehilangan
hasil tersebut bukan karena proses perontokan, tetapi juga bisa disebabkan oleh
gabah rontok saat pemotongan dan malai tercecer pada saat pengumpulan padi.
Mesin perontok Power Threser ini ternyata memang mampu menekan angka kehilangan hasil. Kelemahan mesin ini yaitu biaya modal awal yang besar karena harga mesin ini bisa berkisar 12 juta rupiah tergantung pada pasaran juga biaya perawatan yang cukup besar bila dibandingkan dengan gebotan yang bisa dibuat manual dengan bahan pembuatan yang teramat sederhana yaitu bambu.
Pengertian Power Thresher.
Power
Thresher adalah suatu mesin yang
digunakan untuk merontokan padi atau gabah pada batangnya setelah proses panen.
Jenis mesin ini banyak dipakai dalam industri pertanian menengah hingga skala
besar. Bahkan sudah ada jenis mesin mini yang praktis karena dari segi ukuran
dan desain tidak memakan banyak ruang. Sistem kerjanya juga sangat cepat dan
selalu menghasilkan rontokan gabah dengan hasil maksimal. Adapun Keuntungan
dalam penggunaan power thresher adalah sebagai berikut:
1. Hasil
rontokan padi atau gabah yang lebih cepat dan sempurna. Apalagi jika memanen
hasil pertanian dari lahan yang cukup luas. Jika melakukan penggilingan secara
tradisional atau manual hanya akan menyita banyak waktu.
2. Hasil
perontokan gabah yang sempurna karena terbukti mulus dan efisien serta
meningkatkan hasil panen.
3. Mudah
dioperasikan dan karena inilah akan mempersingkat waktu paska panen dengan
menggunakan alat perontokan padi ini.
Dalam usaha tani padi, thresher merupakan alat yang digunakan untuk merontokkan padi menjadi gabah. Alat ini merupakan alat bantu bagi para petani untuk memisahkan gabah dengan jeraminya, sehingga penggunaan thresher menjadi satu kesatuan dengan tenaga kerja panen. Terdapat dua jenis thresher berdasarkan alat penggeraknya yaitu secara manual dengan menggunakan pedal (pedal thresher) dan digerakkan dengan mesin (power threser). Mesin perontok padi dikenal juga dengan power thresher adalah jenis mesin perontok padi atau gabah yang telah terbukti handal dan sangat cocok dengan berbagai jenis lahan persawahan di Indonesia. Mesin perontok jenis ini telah banyak digunakan oleh para petani karena keunggulannya yang praktis dan mudah dipindahkan dari lahan satu ke lahan lainnya. Power thresher biasanya digerakkan dengan mesin bertenaga diesel.
Macam – Macam Power Thresher.
Berikut ini
adalah beberapa jenis power thresher yang digunakan dalam proses
perontokan padi, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Pedal Thresher dan Pedal Thresher Lipat
Thresher jenis pedal ini memiliki bentuk
konstruksi yang sederhana, alat ini dapat dibuat sendiri oleh para petani, dan
cukup dioperasikan oleh satu orang. Pada umumnya alat ini hanya dipakai untuk
merontok padi. Thresher jenis pedal
ini tidak dikatagorikan sebagai mesin karena tidak menggunakan sumber tenaga
penggerak mesin. Pedal Thresher Lipat
mempunyai prinsip kerja yaitu dengan pedal thresher
stationer, yang berbeda hanya pada
komponen kerangka yang dapat dilipat sehingga mudah dibawa ke sawah. Pedal thresher diciptakan pada tahun 1984,
alat ini dibuat dengan tujuan untuk mengatasi besarnya susut tercecer akibat
perontokan padi menggunakan cara gebotan, kemampuan kerjanya dapat mencapai 120
kg/jam hanya dengan satu orang operator. Bentuknya sederhana, bahan – bahannya
terdiri dari pipa, kayu, kawat, dan plastik, serta alat ini dapat bebas
difabrikasi menggunakan bahan bekas atau bahan baru, dengan memanfaatkan gir
roda belakang sepeda beserta rantainya yang bersifat “Free Wheel”, sekali pedal
ditekan, drum perontok akan terus berputar karena dilengkapi dengan pemberat
“eksentrik”. Mekanisme kerangkanya mirip dengan kursi lipat, sedangkan
mekanisme pedalnya mirip dengan pedal pada mesin jahit (tipe kaki).
2.
Thresher dengan tipe drum (silinder)
tertutup
Thresher jenis ini dirancang dengan bentuk
konstruksi yang sederhana dan terbuat dari bahan logam besi yang ringan
sehingga mudah dibawa ke sawah oleh dua orang. Pada umumnya mesin ini
menggunakan sumber tenaga penggerak mesin bensin 5 HP. Thresher jenis ini hanya cocok untuk merontok padi. Konstruksi dari
drum (silinder) tipe tertutup dimaksudkan bahwa dalam pengoperasiannya jika
jerami dipotong pendek, maka cara pengumpanannya boleh secara masuk penuh (Throw in), sedangkan apabila jerami dipotong panjang perontokan dilakukan
secara ditahan (Hold on) yakni jerami tetap dipegang di
tangan saat perontokan, sehingga jerami sisa menjadi utuh dan dapat disusun
secara rapi untuk dimanfaatkan untuk keperluan lain. Kapasitas kerja thresher jenis ini 500 kg/ jam dan
dioperasikan oleh 2 sampai 3 operator. Kelemahannya yaitu kualitas hasil
perontokkannya masih sangat kotor sehingga perlu dibersihkan lebih lanjut.
3.
Thresher dengan tipe drum (silinder)
terbuka
Merupakan suatu pengembangan modifikasi dari thresher tipe drum tertutup sehingga
mampu dipakai untuk merontok komoditas padi dan kedelai, dan mesin ini telah
dilengkapi dengan pengayak sehingga biji-bijian yang dihasilkan relatif bersih.
Kapasitas kerja thresher jenis ini
hampir sama dengan thresher tipe drum
tertutup akan tetapi hasil kualitas biji-bijian jauh lebih bersih. Pada umumnya
sumber tenaga penggerak yang dipergunakan adalah mesin diesel atau mesin bensin 7 HP. Bobot mesin secara keseluruhan
hampir dua kali lipat dibanding dengan thresher
dengan tipe drum tertutup.
4.
Thresher dengan tipe drum (silinder)
terbuka yang telah dimodifikasi
Merupakan hasil modifikasi dengan menyempurnakan
bagian-bagian komponen yang dianggap sebagai kelemahan yang terdapat pada thresher tipe drum terbuka, modifikasi
yang dilakukan adalah dengan penambahan roda transportasi, peningkatan
kapasitas kerja dan effisiensi kerja, lalu perubahan dan penyederhanaan
mekanisme gerak pengayak, dan perampingan konstruksi sehingga praktis untuk
dibawa kemana – mana. Jenis tipe Thresher seperti ini yang selanjutnya
berkembang dan beredar di pasar Indonesia dengan modifikasi yang berbeda-beda
tergantung kepada merek dan model yang dikembangkan oleh masing-masing
fabrikannya. Thresher tipe ini akan
mampu dipakai untuk merontok tongkolan jagung, baik yang berkelobot ataupun
tidak berkelobot, dengan sedikit modifikasi berupa menambahkan plat penyekat
yang berlobang dibagian sebelah atasnya (selebar tongkol jagung) diantara ruang
di drum perontok dan ruang pelempar jerami, lalu mengganti gigi perontok dengan
diameter gigi yang lebih besar (12 mm) dan memperlebar jarak antar gigi, dan
mengganti dua puli sumber pemutar perputaran drum hingga mencapai rpm tertentu.
5.
Thresher mobil tipe aksial
Thresher tipe aksial ini memiliki kapasitas kerja
yang sangat besar yaitu 800 sampai 1000 kg/jam dengan bobot keseluruhan mesin
adalah 465 kg. Keunggulan dari thresher
ini antara lain sangat mobile, dapat
ditarik oleh, traktor, truk atau hewan , lalu mempunyai kapasitas kerja yang
cukup besar hingga 1 ton per jam, kemudian sumber daya penggerak mesin 10 HP,
lalu kebutuhan tenaga operator 3 sampai 4 orang untuk mengumpan, merontok, dan
pengepakan, lalu mudah dioperasikan, kemudian hasil perontokan sudah bersih,
dan yang terakhir susut tercecer yang sedikit. Mekanisme kerja perontokan
semakin sempurna dengan mengubah proses gerak bahan yang dirontok dapat
mengalir secara aksial akibat hembusan angin saat drum (silinder) perontok
berputar, sehingga tidak terjadi over
loaded atau aliran balik bahan yang
dirontok. Hal tersebut dimungkinkan karena ukuran dan panjang drum (silinder)
perontok cukup lebar dan besar relatif terhadap bahan jerami yang akan
dirontok. Dua pengayak yang bergerak berlawanan arah dan dibantu dengan kipas
hembus (satu poros, sayap kembar) dibagian sisi-sisinya, akan menghasilkan biji
– bijian yang cukup bersih yang langsung dapat dimasukkan kedalam karung
melalui pintu pengeluaran (poros berulir). Bagaimanapun besar nilai kapasitas
kerja akan sangat tergantung dengan kecepatan (kontinyuitas) pengumpanan bahan
oleh operator. Sehingga sebelum mengoperasikan mesin thresher jenis ini, bahan harus sudah siap disusun atau ditumpuk
sedemikan rupa hingga kontinyuitas perontokan tidak akan terganggu. Hal ini tidak
merupakan kesulitan karena thresher
jenis ini sangat mobile dan mudah
mendatangi tumpukan bahan yang menunggu untuk dirontok dipinggir sawah.
6.
Thresher modifikasi untuk varietas
padi ulet Padi VUTB (Varietas Unggul Temuan Baru)
Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) yang populer
dipakai oleh para petani untuk merontok padi adalah Gebot (manual) dan Thresher (mekanis). Merontok dengan
menggunakan Gebot (manual) untuk VUTB harus dilakukan berulang-ulang sehingga
cukup melelahkan (hasil jajak pendapat dengan petani) sehaingga banyak yang
kurang berminat menanam jenis varietas ini, demikian pula merontok padi VUTB
menggunakan mesin Thresher pada
umumnya mengalami penurunan Threshing
rate dibanding merontok padi varietas
unggul sebelumnya, sehingga kapasitas kerja mesin perontok menurun sehingga
dibutuhkan modifikasi pada komponen mesin perontok. Menyadari akan permasalahan
hal tersebut di atas,maka dilakukan modifikasi pada beberapa komponen dan
sistem.
Pada tahap awal, modifikasi dilakukan di bagian
silinder perontok. Terdapat 4 jenis mekanisme gerak pada thresher yaitu threshing (serut), hammering (pukul), impact (tabrakan), kombinasi dua atau
lebih mekanisme gerak akibat kerja dinamis faktor sentrifugal. Unjuk kerja
mesin perontok padi (kapasitas dan efisiensi kerja) tidak hanya tergantung pada
mekanisme dan kondisi pengoperasian serta dari komponen-komponen penyusunnya
seperti unit drum thresher, ayakan, tetapi juga pada kondisi fisik padi yang
dipanen. Salah satu sifat fisik yang memegang peran penting tersebut adalah
perilaku perontokan padi (Shattering habit).
Komponen dan Fungsi Power Thresher.
Adapun
komponen – komponen dari power thresher
beserta fungsinya adalah sebagai berikut:
a.
Kerangka utama yang terbuat dari besi siku, dengan ukuran 40 mm x 40 mm x 4 mm
dan plat lembaran baja lunak dengan tebal 1 - 3 mm, merupakan kedudukan
komponen lainnya.
b.
Silinder perontok terbuat dari besi strip dengan diameter berjajar berkeliling
membentuk silinder dengan diameter 30 - 40 cm dan lebar 40 - 60 cm. Kemudian di
sisi kiri dan kanan ditutup dengan lembaran bulat dengan tebal 2 - 3 mm. Pada
besi strip yang melintang tersebut terpasang gigi perontok yang terbuat dati
besi as baja 10 mm, dan panjang 50 - 60 mm yang diperkuat dengan mur. Jumlah
gigi perontok 30 - 88 buah. Diameter
poros perontok 25 mm, pada kedua ujung poros diberi bantalan ball bearing yang
posisinya duduk pada kerangka utama. Fungsinya sebagai tempat peronntokkan.
c.
Dalam ruang silinder terdapat sirip pembawa, saringan perontok dan pelat pendorong
jerami. Sirip pembawa terletak di bagian atas silinder perontok, umumnya
terletak menempel pada tutup atas perontok. Sirip ini mengarah ke pintu
pengeluaran jerami di belakang mesin perontok. Terbuat dari plat lembaran
dengan dengan tebal 1 - 2 mm. Jaringan perontok terletak di sebelah bawah
silinder perontok, terbuat dari kawat baja atau besi baja 0,6 - 8 mm yang
tersusun berjajar, membentuk setengah lingkaran, jarak antar besi baja adalah
18 - 20 mm dan jarak antara ujung gigi perontok dan jaringan minimal 15 mm.
Pelat pendorong jerami terpasang pada silinder perontok yang tak terpasang gigi
perontok. Bagian ini terbuat dari besi plat tebal 2 -3 mm denngan ukuran 15 -15
mm
d.
Ayakan terletak di sebelah bawah saringan perontok, ukuran ayakan adalah 45 mm
x 390 mm, terbuat dari plat lembaran dengan tebal 1,5 - 2 mm. Ayakan terdiri
dari 2 tingkat. Bagian atas berlubang-lubang dengan ukuran 13 mm x 13 mm dan
bagian bawah rata. Ayakan ini bergerak maju mundur dan naik turun melalui sitem
as nocken. Fungsinya untuk memisahkan antara gabah dengan dengan sampah atau
benda asing yang ikut masuk.
e.
Kipas angin terbuat dari plastik dengan jumlah daun kipas 5 -7 buah. Untuk
menghembuskan benda asing atau sampah yang ikut termasuk atau gabah yang cacat.
f.
Unit transmisi tenaga, melalui puller dan V-belt
dari motor penggerak silinder perontok, kipas angin dan gerakan ayakan type V-belt yang digunakan adalah tipe B.
Putaran silinder perontok untuk merontokan padi adalah 500 -600 RPM. Fungsinya
sebagai tenaga penggerak agar mesin dapat bekerja.
Cara Pengoperasian Power Thresher.
Adapun
prosedur yang harus dilakukan sebelum menggunakan thresher adalah sebagai berikut:
A.
Letakkan mesin di tempat yang rata, dekat dengan tumpukan hasil yang akan
dirontok, bila perlu letakkan alas atau lembaran kanvas atau plastik atau
semacamnya (bersih & tidak beraroma) dibawah mesin, untuk mengurangi susut
karena tercecer.
B.
Letakkan dan posisikan mesin sedemikian rupa sehingga kotoran akan keluar
searah dengan arah angin.
C.
Untuk mengurangi susut tercecer posisikan mesin menghadap dinding, atau buatlah
dinding buatan berupa lembaran plastik didepan mesin sedemikan rupa sehingga
butiran bijian yang terlempar dapat terkumpul.
D.
Bukalah penutup mesin dan periksalah bagian drum, gigi perontok, konkaf,
bersihkan bagian dalam mesin dari kotoran dan benda asing yang sekiranya akan
mengganggu dan merusak mesin dan juga berbahaya bagi operator. Putarlah drum
perontok dengan tangan sehingga yakin tidak ada yang lepas atau bersentuhan
ataupun bergesekan.
E.
Periksalah ketegangan dan garis lini sabuk puli, bila sabuk tidak dalam satu
garis lini dan ketegangan tidak tepat maka sabuk puli akan cepat rusak sebelum
waktunya. Untuk permukaan puli yang kasar sebaiknya diamplas dan bila puli retak,
sebaiknya segera diganti.
F.
Lumasilah semua bantalan dengan minyak pelumas atau pasta pelumas, Periksa juga
secara menyeluruh terhadap kemungkinan adanya mur, baut yang kendor. Periksalah
mesin apakah sudah cukup oli dan bahan bakarnya.
Cara
pengoperasian power thresher adalah sebagai berikut:
1)
Start motor, biarkan sebentar tanpa
muatan. Periksalah posisi unit keseluruhan mesin, jangan sampai bergerak
ataupun bergeser akibat getaran, atau berpindah tempat.
2)
Masukkan sedikit bahan untuk memeriksa kemampuan, kemudian tambah kecepatan
putar (rpm) drum perontok bila ternyata masih ada biji-bijian yang belum
terontok.
3)
Setelah kemampuan mesin siap dioperasikan penuh, masukkan bahan yang akan
dirontok ke pintu pemasukkan secara teratur sebanyak mungkin tanpa menimbulkan overload. Tumpuklah bahan di meja
pemasukan seefektif mungkin dua sampai tiga orang diperlukan untuk melayani
mesin ini.
4)
Kurangi pemasukkan bahan bila terasa akan terjadi overloading, terutama untuk bahan yang masih belum kering. Apabila
mesin macet atau slip karena overloading,
matikan mesin dan bukalah tutup mesin dan bersihkan bagian dalamnya.
5)
Apabila dirasakan posisi meja pengumpan terlalu tinggi, pergunakan alat bantu
meja atau kursi untuk tempat berdiri operator pengumpan, atau rendahkan posisi
dudukan mesin perontok.
6)
Untuk mencegah jangan sampai ada benda asing (batu, kayu, logam, mur, baut,
kawat, dsb) yang dapat terikut masuk kedalam mesin, dianjurkan agar seluruh
bahan yang akan dirontok, ditumpuk didekat samping mesin, dan sudah aman dari
kontaminasi benda asing.
Faktor yang Mempengaruhi Cara Kerja Power Thresher.
Beberapa
faktor yang mempengaruhi kapasitas dan kinerja dari kegiatan perontokan padi
diantaranya yaitu varietas padi, sistem pemanenan, mekanisme perontokan,
penundaan perontokan serta faktor kehilangan hasil. Perubahan dalam sistem
perontokan padi yang secara garis besar terbagi kedalam manual dengan gebot,
pedal threser serta penggunaan mesin power threser. Dalam kegiatan perontokan, faktor pengelompokkan sistem
panen sangat mempengaruhi kegiatan perontokan. Ketepatan dalam mekanisme serta
sistem perontokan secara langsung akan mempengaruhi dari segi kualitas serta
kuantitas gabah serta beras dihasilkan, sehingga dalam pelaksanaannya perlu dipertimbangkan
faktor-faktor sebagaimana tertera diatas yang berguna untuk pengoptimalan
kinerja pada perontokan padi.
SNI dan Perawatan Power Thresher.
Adapun
cara perawatan dari power thresher adalah sebagai beriktu:
1.
Minyak
Pelumas setiap 600 Jam pemakaian harus diganti
2.
Saringan
Udara setiap 100 Jam pemakaian harus dibersihkan
3.
Karburator
setiap 100 Jam pemakaian harus diservis
4.
Busi
setiap 100 Jam pemakaian harus dibersihkan
Untuk
Perawatan harian diantaranya adalah pemeriksaan silinder perontok, bila
terdapat kotoran atau benda asing harus dibersihkan, pemeriksaan kecukupan oli
dan kualitasnya, sistem saluran bahan bakar apakah ada kebocoran atau kotoran
yang menyumbat, sistem kelistrikan (pengapian), kekencangan tali V-belt (Jika sudah kendur kencangkan
kembali atau ganti bila tidak memungkinkan atau mengalami kerusakan), periksa
kemungkinan baut-baut yang longgar, tali starter dan tekanan angin pada ban.
Untuk
Perawatan Umum diantaranya adalah sebagai berikut setelah mesin ini digunakan, mesin
dibersihkan dari sisa-sisa jerami ataupun sisa ampas jagung dan kedelai,
setelah itu, bersihkan dengan dengan kain lap atau dengan air, terutama
dibagian dalam mesin tersebut, setelah itu, mesin disimpan di tempat yang
kering dan bersih agar tetap tahan lama dan terhindar dari korosi.
Adapun SNI
dari mesin power thresher diantaranya adalah SNI 7429:2008 yang memuat tentang
pengujian terhadap mesin perontok padi Power
Thresher.
Emoticon