Put Your License Code Here!

Tags

Featured Post

Formulir Kontak

Ticker

6/recent/ticker-posts

Slider

5/random/slider

Categories

Advertisement

Space Iklan Kosong (Hubungi Kami)

Tags

There are many variations of passages of Lorem Ipsum available.

Popular Posts

iklan banner
BLANTERVIO103

CARA MEMBUAT PETA KESESUAIAN LAHAN MENGGUNAKAN ARCGIS

CARA MEMBUAT PETA KESESUAIAN LAHAN MENGGUNAKAN ARCGIS
Minggu, 28 Agustus 2022



A. Print Screen

1. Pertama buka aplikasi ArcGIS dengan cara klik logo windows yang berada di pojok kanan bawah, kemudian pilih aplikasi ArcMAP 10.8


2. Setelah aplikasi ArcGIS terbuka, langkah selanjutnya yaitu memasukkan data shp administrasi, dengan cara pilih “Add Data”, kemudian cari data shp administrasi wilayah, kemudian klik “Add”.



3. Maka akan muncul peta batas – batas administrasi wilayah, setelah itu kita pilih bagian wilayah yang ingin kita olah datanya menjadi peta kesesuaian lahan dengan cara, klik “select feature” kemudian arahkan kursor ke bagian wilayah yang ingin kita olah, disini saya memilih wilayah “Tigo sepakat inderapura”, lalu akan muncul garis outline pada peta yang kita pilih tadi.



4. langkah selanjutnya yaitu kita eksport data pada wilayah yang telah kita pilih sebelumnya dengan cara klik kanan pada data shp, kemudian pilih “Data” kemudian “export data”.



5. Maka akan muncul kotak dialog, lalu klik OK.



6. Langkah selanjutnya yaitu kita akan memasukkan data jenis tanah, langkahnya sama dengan memasukkan data shp administrasi wilayah.



7. Setelah memasukkan tiga data jenis data, langkah selanjutnya kita akan menggabungkan semua data tersebut menjadi satu data, dengan cara klik “Geoprocessing” kemudian pilih “intersect”.



8. kemudian akan muncul kotak dialog, pada bagian “input features” masukkan data tiga jenis tanah beserta data admisntrasi wilayah yang kita pilih, kemudian pada “join attributes” kita pilih “ALL” agar semua atribut tidak hilang nantinya.


9. Setelah data tanah kita gabungkan, ketiga data jenis tanah yang kita masukkan dapat kita hapus, dengan cara “blok” data jenis tanah, kemudian klik kanan lalu pilih “remove”.



10. Langkah selanjutnya yaitu kita akan membuat poligon thisen, dengan cara memasukkan titik stasiun iklim pada sekitaran wilayah penelitian kita, data curah hujan dan suhu dapat kita peroleh melalui situs https://en.climate-data.org


11. Setelah kita membuat titik stasiun iklim, langkah selanjutnya kita kan mengkonversikan titik – titik tersebut menjadi sebuah data vector, dengan cara “blok” semua titik, kemudian pada “drawing” pilih “Convert Graphichs to feature”.



12. Maka akan muncul kotak dialog, langsung saja klik OK.



13. Maka data stasiun iklimnya telah siap, dan kita bisa memasukkan data – data yang dibutuhkan seperti suhu dan curah hujan dengan cara klik kanan pada data stasiun iklim, lalu pilih “open attribute table”.



14. Maka akn muncul tabel dari data nya, langkah selanjutnya kita pilih “Table Option” kemudian pilih “Add field”, maka akan muncul kotak dialog disini kita masukkan pada bagian “Name” dengan “Suhu” dan field berikutnya dengan “CH”.



15. Untuk memasukkan data curah hujan dan suhu pada masing – masing stasiun iklim, langkah – langkahnya kita klik kanan pada data stasiun iklim, kemudian pilih “Edit Feature”, lalu pilih “Start Editing



16. Pada bagian ini kita dapat memasukkan data – data curah hujan dan suhu sesuai dengan data yang kita peroleh sebelumnya.



17. Langkah selanjutnya kita akan membuat poligon thiessen, dengan cara klik “Arctoolbox” kemudian pilih “Analysis Tools”, lalu pilih “Proximity” kemudian pilih “Create Thiessen Polygons”.



18. Maka poligon thiessennya akan muncul seperti gambar dibawah ini.



19. langkah selanjutnya yaitu kita kan membuat peta kelerengan, dengan cara memasukkan data DEMNAS. Cara nya sama seperti sebelumnya dengan cara pilih “Add data” kemudian pilih “DEMNAS wilayahnya” lalu “Add”.



20. Sebelum kita membuat data kelerengannya, kita harus mengkonversikannya menjadi data raster dengan cara, pilih “Arctoolbox” kemudian pilih “Projection and Transformations” lalu pilih “Define Projection”.


21. Maka akan muncul kotak dialog, pada “input dataset” masukkan data DEMNAS nya kemudian klik OK.


22. Langkah selanjutnya yaitu kita kembali ke menu “Arctoolbox” kemudian pilih “Projections and Transformations” kemudian pilih “Raster” dan pilih “Project Raster”.


23. Maka data DEMNAS yang telah kita konversikan akan seperti tampilan gambar dibawah ini.


24. Langkah selanjutnya kita akan membuat kemiringanngan, dengan cara pilih menu “Arctoolbox” lalu pilih “Surface” dan pilih “Slope”.



25. maka akan muncul kotak dialog, pada bagian “input raster” pilih data DEM nya, kemudian pada “Output Measurement” pilih “PERCENT_RISE” dan bagian “Method” pilih “PLANAR” lalu klik OK.



26. Maka tampilan data kelerangannya akan seperti gambar dibawah ini.



27. Langkah selanjutya kita akan mengklasifikasikan menjadi empat kelas, dengan cara klik kanan pada data slope, kemudian pilih “Properties”.



28. Lalu akan muncul kotak diaog, pilih pada bagian “Symbology” lalu pilih “Classified”. Pada bagian “Classes” pilih 4. Kemudian klik “Classify”.



29. Maka akan muncul kotak dialog, karena disini kita menganalisis sesuai dengan data komoditi jagung, disini kita ubah parameternya sesuai dengan tabel parameter komoditi jagung sesuai dengan kelasnya.


30. Selanjutnya data slope yang kita peroleh sebelumnya kita akan kelompokkan menjadi 4 kelas, dengan cara pilih menu “Arctoolbox” kemudian pilih “Spatial Analyst Tools” lalu pilih “Reclass” dan pilih “Relassify



31. Pada bagian “input raster” nya kita piih data slope, kamudian klik OK.



32. Maka tampilan petanya akan menjadi seperti gambar dibawah ini.



33. kemudian kita akan konversikan menjadi data vektor, dengan cara pilih menu “Arctoolbox” lalu pilih “Conversion tools” pilih “From raster” kemudian pilih “Raster to polygon”.



34. Maka akan muncul kotak dialog, pada bagian “input raster” pilih data slope, dan bagian “field” pilih “Value” dan klik OK.



35. Maka tampilannya akan seperti gambar dibawah ini.



36. Karena pada bagian data kelerengan yang kita konversikan sebelumnya memiliki data attribute yang banyak, maka kita akan mengelompokkannya, sehingga data atributnya akan menjadi sedikit. Dengan cara klik “geoprocessing” kemudian pilih “Dissolve”.



37. kemudian kita akan memberikan keterangan pada masing – masing klas, dengan cara buka tabel atribut, kemudian pilih “Add Options” lalu pilih “Add field” dan buat field dengan nama “Klas”.



38. Langkah selanjutnya kita akan mengisi field keterangan kelas tersebut denngan cara klik kanan pada data kelerengan, kemudian pilih “Edit features” dan pilih “Start Editing”.



39. Lalu masukkan data keterangannya sesuai dengan parameter pada tabel komoditi jagung.



40. Langkah selanjutnya kita akan menggabung semua data yang telah kita buat sebagai parameter acuan dalam pembuatan peta kesesuai lahan komoditi jagung, dengan cara pilih “Geoprocessing” kemudian pilih “Intersect”.



41. kemudian pada “input features” masukkan data tanah, data kelerengan, dan data iklim, dan jangan lupa pada bagian “join attributes” pilih “ALL” dan pilih OK.



42. Maka peta kesesuaian lahan telah siap untuk diberikan bobot nilai sesuai dengan parameter – parameter pada tabel komoditi jagung.



43. Untuk memasukkan bobot nilai, langkah selanjutnya yaitu klik kanan pada data kesesuain lahan, lalu pilih “Open attribute table”.



44. Kemudian masukkan bobot nilai sesuai dengan kategori format kelasnya, misalnya pada kelas N bobotnya 1, pada kelas S3 bobotnya 2, pada kelas S2 bobotnya  3 dan pada kelas S1 bobotnya 4. Maka kita sesuaikan dengan parameter – parameter yang dimasukkan seperti curah hujan, suhu, kelerengan, drainase, tekstur, gambut, total P, KTK, dan pH. Apakah sesuai dengan kelasnya atau tidak, tampilannya seperti gambar dibawah ini.



45. Langkah selanjutnya kita akan menjumlahkan semua bobot nilai, dengan cara membuat field baru dengan nama “Total” lalu, pada bagian field total klik kanan kemudian pilih “Field Calculator”.



46. kita jumlah kan semua bobot nilai, disini terdapat 10 data bobot nilai kemudian dibagi 10.



47.Langkah selanjutnya yaitu membuat field keteranganya, dengan cara klik “Field Options”, kemudian pilih “Add Field” lalu pilih typeText” dan klik OK. Kemudian sesuaikan bobot nilai total dengan nilai kelasnya apakah termasuk kelas S1, S2, S3 atau N.



48. Langkah selanjutnya kita akan melihat bagian wilayah sesuai dengan klas lahannya, dengan cara klik kanan pada data kesesuaian lahan, kemudian pilih “Properties”.



49. Maka akan muncul kotak dialog, pilih “Symbology” lalu pilih “Categories” pada bagian “Value Field” pilih “Klas_Lahan” dan pilih “Add All Values”, maka kelas lahannya akan muncul, pada wilayah yang saya ambil, disini wilayahnya dibagi menjadi 2 kelas kesesuaian lahan pada komoditi jagung yaitu S2 dan S3. Kemudian klik OK.



50. Maka peta kesesuaian lahan untuk komoditi jagung wilayah Inderapura telah siap.



51. Hasil Output petanya seperti gambar dibawah ini.



B. Output dan Interpretasi

1. Format peta Portrait dengan Ukuran A4

2. Format peta Landscape ukuran A3



Berdasarkan parameter – parameter yang terdapat pada tabel kesesuaian lahan komoditi jagung, pada wilayah Tigo Sepakat Inderapura didapatkan dua kelas lahan yaitu S2 (sesuai) dan S3 (sesuai marginal). Tentunya penentuan kelas lahan pada wilayah ini dilakukan pengukuran beberapa parameter – parameter sesuai dengan kondisi lingkungan wilayah tersebut. Penentuan kelas lahan ini berdasarkan 10 parameter dengan memberikan bobot nilai sesuai dengan kelasnya, didapatkan hampir 70 % wilayah Tigo Sepakat Inderapura berada pada kelas lahan S2 yang berarti sesuai untuk ditanami jagung, dan 30 % wilayah Tigo Sepakat Inderapura berada pada kelas lahan S3 yang berarti sesuai marginal untuk ditanami tanaman jagung.

 

 

 

 

Share This Article :

TAMBAHKAN KOMENTAR

6641157226081122506

Start typing and press Enter to search